like

Slider(Do not Edit Here!)

Senin, 18 Juni 2012

Hawa Tercipta dari Tulang Rusuk Adam.. Benarkah..????


Bismillahirohmanirrohim...

Ibu manusia yaitu pasangan/Istri Adam, atau yang Populer kita kenal “Hawa”. Dalam hal penciptaan masih banyak di kalangan umat Islam, bahkan banyak para mubaligh/penceramah yang menjelaskan hal itu saat memberikan mauidhoh hasanah pada walimatul ‘ursy, dan mungkin juga banyak diantara kita yang memahami bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Hal ini berdasarkan Quran QS. An-Nahl:72, menurut pendapat saya sesungguhnya cerita penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam (Nabi Adam)adalah cerita bohong dan menyesatkan.

Salah satu hadits yang populer menjelaskan hal ini:

Dan berkata Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas: Ketika Adam menetap di surga dia berjalan sendiri, dan ketika ia tidur diciptakanlah Hawa untuk menemaninya dari bagian tulang rusuknya yang kecil sebelah kiri. Ketika Hawa menjauh, Adam melihatnya dan berkata: Siapa engkau? Dia berkata: Perempuan yang diciptakan dari tulang rusukmu dan dijadikanlah tulang rusuk itu bagian dariku.

Dan ayatnya: QS. An-Nahl:72

“Dan Allah telah membuat untuk kamu istri dari diri kamu sendiri, dan memberikan kepada kamu dari isteri kamu anak laki-laki dan anak perempuan, dan memberi rezeki kepada kamu dari barang-barang yang baik. Lalu apakah mereka beriman kepada barang palsu dan mengafiri nikmat Allah? ”


juga terdapat dalam ayat-ayat yang lain: QS. Az-Zumar:6, QS. An-Nisa’:1, QS. Al-A’raf : 179

Dari ayat dan atas hadits di atas, banyak yang menganggap bahwa Hawa memang tercipta dari tulang rusuk Adam.

Benarkah demikian??

Coba kita buktikan…

Bukti pertama : sebuah Penelitian/Ayat Kauniyah
Di dalam salah satu tulisan, yang berjudul ”Perempuan dijadikan dari tulang rusuk ?”, Ustadz H.M. Nur Abdurrahman, menulis :
Menurut ayat Kawniyah jumlah tulang rusuk laki-laki yang sebelah kanan sama banyak dengan jumlah yang sebelah kiri. Apabila Siti Hawa dijadikan dari salah satu tulang rusuk Adam, maka tentu ada satu tulang rusuk Adam yang berkurang di sebelah kanan atau sebelah kiri, yang akan menurun menjadi warisan anak cucu Adam.
Jadi setelah diuji coba dengan ayat Kawniyah, maka gugurlah pendapat yang menyatakan, perempuan berasal dari tulang rusuk.

Bukti Kedua : Penafsiran kata Anfus
Ayat-ayat diatas menerangkan bahwa semua orang mempunyai isteri yang diciptakan dari anfus (diri) mereka (jamaknya kata nafs artinya jiwa atau diri sendiri). Kata nafs dipakai dalam arti ganda, yang pertama bisa berarti roh, yang kedua berarti barang dan intinya bukan arti tulang rusuk. Tak ada mufassir satupun yang menerangkan kata-kata ini berlawanan dengan kodrat, seperti yang lazim dipakai untuk menafsiri kata-kata ini sehubungan dengan Adam, yang menafsirkan kata nafs yang seharusnya berarti jiwa atau diri sendiri, tetapi ditafsirkan tulang rusuk.


Bukti ketiga : Penafsiran min nafsin wahidah [dari diri yag satu]

Tidak dipungkiri lagi, bahwasannya Al-Qur’an merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam menggali informasi untuk dijadikan landasan. Tidak bisa hanya menggambil bukti/menafsirkan satu ayat tanpa melihat keterkaitan dengan ayat-ayat yang lain:
Untuk memahami perihal nafs/“diri yang satu” tersebut sebaiknya kita merujuk ke beberapa ayat sebagai berikut:
1.     “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu (nafs wahidah), dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak…”(Qs Al-Nisaa’:1).
2.     “Dia menciptakan kamu dari seorang jiwa (nafs wahidah) kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya…”(QS,az-Zumar:6).
3.     Dan, “Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (nafs wahidah) dan daripadanya Dia menciptakan istrinya…”(QS,Al-A’raf:189).

“Dia yang telah menciptakan kamu dari “nafs wahidah”, Apakah yang dimaksud dengan “nafs”? Nafs merupakan substansi manusia, dimana dengan nafs itulah manusia dapat dikatakan sebagai manusia. Ketika ia hidup di dunia tersusun dari dua sisi; sisi jasmani dan sisi ruhani (dimensi materi dan nonmateri) [lihat QS.an-Nur:12] dan sewaktu hidup di alam barzah ia hanya memiliki sisi ruhani (dimensi nonmateri) saja. Ayat di atas seakan ingin mengatakan; wahai manusia (lelaki dan perempuan)! kamu sekalian diciptakan dari substansi yang sama.[ Tafsir Mizan karya Allamah Thaba’thaba’i]

Kemudian dalam terusan ayat Allah berfirman: “dan daripadanya (“nya”/min kata ganti dari “nafs wahidah”) Dia menciptakan istrinya..”. dari kata “min” timbullah beberapa penafsiran yang berbeda. Dalam kaidah bahasa arab kata min mempunyai beberapa makna diantaranya ba’dhiyyah (bagian) dan jinsiyyah (jenis)”. Sebagian ulama’ [minoritas] mengartikan min dalam kata minha adalah “bagian”, mengingat bahwa Hawa tercipta dari bagian Adam, yaitu dari tulang rusuknya. Dan sebagian mengartikan jinsiyah (jenis) sebagaimana Tuhan menciptakan Adam dari jenis manusia, maka diciptakanlah pula pasangannya dari jenisnya Adam, yaitu jenis manusia. Maka bila melihat arti al-qur’an dan terjemah Indonesia yang disusun oleh Depag RI, terdapat dua penafsiran [lihat arti pada An-Nisa’:1]
Pada hakikatnya, ayat di atas ingin menyampaikan bahwa istri Adam tercipta dari jenis Adam pula, atau dengan kata lain substansi Hawa dan Adam adalah sama. Hal ini dikuatkan juga oleh ayat-ayat lain seperti dalam surat Rum ayat:21 yang berbunyi :”Dan dari tanda-tandaNya Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri…” atau dalam surat Al-Nahl ayat: 72 dan ayat lainnya.

Dalam tafsir Al-Kassyaf jilid ke-2/244 mengartikan kata min sebagai min bayaniyah dengan argumen bahwa semuanya diciptakan dari jenis yang satu, yaitu dari “tanah” sebagaimana dijelaskan : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah…(Al-Rum:20)

Ustadz Muhammad Nur Abdurrahman, menulis :  jika ditanyakan makna : “man hiya Nafsun Wahidah wa man huwa Zawjuhaa?”, tentu tidaklah ditujukan kepada Adam, karena Adam adalah mudzakkar (laki-laki), padahal Nafsun Wahidah adalah muannats (perempuan), yang merupakan pasangan dari Zawjun mudzakkar.

Sementara buya HAMKA, ketika menafsirkan ayat yang berbunyi ”… yang telah menjadikan kamu dari satu diri… (QS.4:1)”, menulis :
    “… seluruh manusia itu, laki-laki dan perempuan, di benua manapun mereka berdiam, dan betapapun warna kulitnya, namun mereka adalah diri yang satu. Sama-sama berakal, sama-sama menginginkan yang baik dan tidak meyukai yang buruk. Sama-sama suka kepada yang elok dan tidak suka kepada yang jelek. Oleh karena itu hendaknya dipandang orang lain itu sebagai diri kita sendiri juga. Dan meskipun ada manusia yang masyarakatnya telah amat maju dan ada pula yang masih sangat terbelakang, bukanlah berarti bahwa mereka tidak satu… “ (Tafsir Al Azhar, Juzu IV, halaman 220-221)
Dengan demikian, semakin jelaslah, bahwa sesungguhnya perempuan ibarat tulang rusuk, dan bukan diciptakan dari tulang rusuk. Hal ini juga bermakna Hawa bukan berasal dari Tulang Rusuk Adam…

Oleh karena itu, dari zahir ayat ini kita tidak bisa mengambil kesimpulan bahwa Hawa tercipta dari tulang rusuk nabi Adam, sebagaimana yang disebutkan oleh beberapa hadis. Selain itu juga ada hadis yang menunjukan proses penciptaan Hawa terpisah dari penciptaan Adam, dimana seseorang bertanya kepada Imam Baqir ;”wahai imam dari apakah Tuhan menciptakan Hawa? Imam seraya berkata:”Apa pendapat orang –orang tentang hal ini? ia menjawab : mereka berpendapat bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk nabi Adam. Kemudian imam kembali berkata: “mereka berkata bohong, apakah Tuhan tidak mampu menciptakan Hawa selain dari tulang rusuk nabi Adam?” dia kembali bertanya: lantas dari apakah Hawa diciptakan? Beliau menjawab: “Ayahku meriwayatkan dari kakek-kakekku bahwa Rasul bersabda: Allah SWT mengambil segenggam tanah dan mencampurnya dengan tangan kanan-Nya, kemudian dari tanah tersebut diciptakanlah Adam, sisa dari tanah tersebut diciptakanlah Hawa”.[ Tafsir al-Mizan jil:4 hal:151]

Dari penjelasan di atas dapat diambil konklusi bahwa dari sisi penciptaan lelaki dan perempuan sama, begitupula dari sisi insaniyah (esensi kemanusiaan) keduanya sama. Tentu, dari sisi ini tidak dapat dikatakan bahwa lelaki lebih utama dari perempuan, begitu pula sebaliknya.


Berita Tulang Rusuk….

Bersumber darimanakah pendapat yang menyatakan bahwa istri Adam [Hawa] tercipta dari tulang rusuk???

Jawabnya…Selain dari sumber hadits yang telah tercantum di atas,ide kelahiran Hawa dari Tulang rusuk Adam, menurut Sayyid Muhammad Rasyid Ridho, timbul dari apa yang termaktub dalam Bible Perjanjian Lama [Kejadian 21-22]

Perhatikan Bible berikut ini mengenai diciptakannya Hawa dari tulang rusuk
Kejadian 2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Kejadian 2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Perhatikan….. cerita bible diatas begitu lucunya Tuhan mencuri curi untuk membuat seorang wanita..
Tulis Rosyid Ridha : “Seandainya tidak tercantum kisah kejadian Adam dan Istrinya [Hawa] dalam Perjanjian Lama,niscaya pendapat yang mengatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam tidak akan pernah terlintas dalam benar seorang muslim”.[Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah, Vol 2 : 399-400]

Menurut pendapat Penulis..

Menurut pendapat saya, bahwa tulang rusuk merupakan kiasan kepada seorang perempuan, sesuai dengan hadits nabi:
– Qa-la rasu-luLlahi shallLa-hu ‘alayhi wasallam Ishtawshu- bin nisa-i khayran , fainnal mar.ata khuliqat min dhal’in , wain a’waju ma- fil dhil’i a’la-hu , fain dzhabat taqiymuhu kasratuhu , wain taraktuhu lam yazil a’waju , fashtawshu- bin nisa-i (mutafaqqun ‘alayhi),

“berwasiatlah/nasihatilah kepada perempuan-perempuan kalian dengan kebaikan, sebab mereka diciptakan bersifat seperti tulang rusuk. Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika kalian memaksa/berkeras untuk meluruskannya, niscaya ia akan patah. Namun jika kalian biarkan, mereka akan senantiasa bengkok, maka berwasiatlah/nasihatilah dengan kebaikan kepada perempuan-perempuan.” (H.R. Bukhari&Muslim).

Dalil di atas, semakin mempertegas bahwa perempuan itu bersifat seperti tulang rusuk, dan bukan berasal dari tulang rusuk.


Manusia terdiri atas tiga tataran, jasmani, nafsani dan ruhani. Yang dimaksud dengan “Nafs(un)” dalam ayat (4:1) adalah tataran nafsani dari Adam, yaitu “diri” atau “jiwa” Adam. Sehingga Siti Hawa yang diciptakan “min Nafsin Wahidatin” itu adalah majazi (metaforis). Artinya Siti Hawa itu adalah “belahan jiwa” dari jiwa Adam. Artinya suami isteri itu seyogianya merupakan satu jiwa.

Syaikh Muhammad Abduh di dalam pelajaran tafsirnya, yang dicatat oleh muridnya Sayid Muhammad Rasyid Ridha pada tafsirnya al-Manar, menyatakan pula pendapat bahwa Hadis mengatakan perempuan terjadi dari tulang rusuk itu, bukanlah benar-banar tulang rusuk, melainkan suatu kias perumpamaan belaka, sebagai ada juga contoh demikian di dalam QS. Al-Anbiya’ (21) ayat 27, yang berbunyi : ” Telah dijadikan manusia itu dari sifat terburu-buru ” (Tafsir Al Azhar, Juzu I, halaman 170).

Hikmah yang bisa diambil…

Penegasan bahwa kalimat “min nafsin wahidah”/diri yang satu : mengandung makna bahwa pasangan suami istri hendaknya menyatu sehingga menjadi diri yang satu, yakni menyatu dalam pikiran dan perasaannya, dalam cita dan harapannya, dalam gerak dan langkahnya, bahkan juga dalam menatik dan menghembuskan nafasnya. Itu sebabnya pernikahan dinamai [zauj/zawaj] yang berarti kebersamaan disamping juga dinamai [nikah] yang berarti penyatuan ruhani dan jasmani. Suami dinamai Zauj dan istripun juga demikian. ”.[Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah, Vol 2 : 400]

Alhamdulillahirobbil'Alamin...

Semoga bermanfaat
»» lanjutkan..

Keistimewaan hari jum'at

Bismillahirohmanirrohim......

Allah telah telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat Muhammad saw. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum'at,..
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: "Hari ini dinamakan Jum'at, karena artinya merupakan turunan dari kata al-jam'u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. ada juga yang berpendapat bahwa Jum'at adalah dikumpulkannya hari-hari, oleh karenanya hari jum'at keistimewaannya melebihi hari-hari yang lain.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. (Zadul Ma'ad: 1/398).

Hari Jumat mempunyai kedudukan tersendiri di dalam Islam, baik dari sisi keutamaan, sejarahnya dan juga disyariatkan amal-amalan sunnah yang berlipat ganda pahalanya. Karenanya, sangat wajar jika kita menyambutnya sepenuh hati dan suka cita, bahkan Rasulullah SAW juga menyebutnya sebagai hari raya. Jumat memang hari raya pekanan, yang kadang sering terlupakan. 

Agar kita bertambah semangat dalam menyambut hari Jumat, dan mengisinya dengan sekian amal unggulan, maka perlu kita sedikit melihat apa sesungguhnya keistimewaan hari Jumat. Berikut alasan kita bergembira di hari Jumat, sesuai dengan pengabaran hadits dan riwayat shahih diantaranya sebagai berikut  

Pertama
Karena Hari Jumat sebagai hari terbaik dan bersejarah
Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Hari terbaik terbitnya matahari adalah pada hari jum’at, pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu tersebut dia dikeluarkan dari surga” (HR. Muslim)

Sebagai hari terbaik, maka layaklah kiranya kita menyambut dengan segenap kebaikan dalam semangat dan niatan beribadah. Harus ada yang berbeda pada hari jumat, sebagaimana sejarah dan syariat kita telah mencontohkannya. 

Kedua
Karena inilah hari raya kita
Di antara keutamaan hari Jumat adalah Allah subhanahu wata’ala menjadikan hari tersebut sebagai hari raya pekanan bagi kaum muslimin. Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya hari ini adalah hari raya, Allah menjadikannya istimewa bagi kaum muslimin, maka barangsiapa yang akan mendatangi shalat jum’at maka hendaklah dia mandi”. (Ibnu Majah)

Setiap hari raya memunculkan keceriaan dan kebahagiaan, maka mari jadikan hari Jumat ini sebagai berbagi kebahagiaan, baik kepada orang lain maupun keluarga. Pastikan sedekah tertunaikan, dan pastikan menu hari penuh kenangan.

Ketiga
Karena pada hari Jumat doa kita lebih Mustajabah
Kita berbahagia karena inilah hari terbuka peluang doa kita. Mari mengisinya dengan bermunajat kebaikan sembari melantunkan doa-doa penuh harapan, khususnya pada waktu-waktu yang mustajab sebagaimana diisyaratkan Rasulullah SAW. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhhiyallahu a’nhu bahwa Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya pada hari jum’at terdapat satu saat tidaklah seorang muslim mendapatkannya dan dia dalam keadaan berdiri shalat dia meminta kepada Allah suatu kebaikan kecuali Allah memberikannya, dan dia menunjukkan dengan tangannya bahwa saat tersebut sangat sedikit. ( HR. Muslim no: 852 dan Al-Bukhari no: 5294)

Keempat
Karena dosa-dosa kecil kita diampuni pada hari Jumat
Siapa yang tidak punya dosa dalam menjalani hari-harinya ? Sungguh kita bukanlah malaikat yang bebas dari segala dosa. Setiap hari ada saja maksiat yang tanpa sengaja maupun sengaja kita jalani. Maka setiap jumat tiba, berharaplah ini menjadi momentum penggugur dosa.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : Sholat lima waktu, dari Jumat ke Jumat, dan Romadhon ke Romadhon, adalah penghapus dosa antara satu dan lainnya selama dijauhi dosa-dosa besar. (HR Muslim dan lainnya)

dan masih banyak lagi keistimewaan yang lain .......

Alhamdulillahirobbil'alamin...

semoga bermanfaat.......... 
»» lanjutkan..

Kamis, 24 Mei 2012

Bahaya Hadits "Isro' Mi'roj"


Bismillahirohmanirrohim...

Bertepatan saat ini adalah bulan Rojab, bulan dimana terjadi peristiwa yang sangat dahsyat sepanjang zaman, yaitu peristiwa "Isro' Mi'roj"

Salah satu ayat yang sudah tenar menjelaskan isro' mi'roj adalah: QS. Al-Israa':1
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”

Melihat Ayat di atas, tdak dipungkiri lagi bahwa Isro' Mi'roj merupakan perjalanan yang maha dahsyat. Banyak beda pendapat tentang bagaimana terjadinya peristiwa perjalanan yg maha dahsyat ini, ada yg berpendapat hanya ruhnya saja , ada yg berpendapat dengan jasad dan ruhnya dgn menafsirkan kalimat "biabdihi"[seperti yg diungkapkan oleh Agus Mustofa dalam bukunya Terpesona di Sidrotul Muntaha].
namun kali ini saya tidak bermaksud membahas bagaimana proses perjalanan maha dahsyat tersebut, tetapi mencoba mengkritisi cerita yang sudah lazim di masyarakat tentang Isro' Mi'roj yang berhubungan dengan Perintah Sholat.

Umumnya para penceramah menerangkan hikmah dari peristiwa Isra’ Miraj adalah turunnya perintah sholat 5 waktu. Bahkan ada keikut sertaan Nabi Musa a.s dalam penerimaan perintah tersebut. Hal tersebut berdasarkan sebuah hadits isinya cukup panjang yang diriwayatkan oleh Muslim dalam shahihnya nomor 234 dari jalan Anas bin Malik.
Kisah dalam Hadits tersebut dijelaskan beliau menerima kewajiban 50 shalat kemudian atas saran Nabi Musa a.s sehingga berkali-kali Nabi saw 'naik-turun' memintak keringanan shalat kepada Allah swt.
Namun benarkah demikian ?

Melalui penelaahan hadits, secara riwayat adalah shahih karena terdiri dari para perawi yang tsiqoh (dipercaya). Akan tetapi secara matan (isinya) sebagian bertentangan dengan Al Quran dan hadits lainnya yang shahih.
Dengan demikian kedudukan hadits tersebut adalah dhoif (lemah) dan mualal (sisipan) karena isinya diselipkan cerita – cerita Israiliyat dari kaum Bani Israil, yang sengaja secara tersirat ingin mengagungkan bangsa mereka, serta mengecilkan peran Nabi Muhammad beserta pengikutnya.

Keganjalan hadits tersebut :

  1. Perintah sholat 5 waktu, padahal perintah sholat terjadi pada tahun 1 kenabian.
  2. Yang menjadi subjek memperjalankan Rasulullah Muhammad dalam Peristiwa Isra’ (perjalanan) yang bermakna Mi’raj (naik melalui tangga – tangga) adalah Allah Subhanahuta’ala (Qs.al-Israa' : 1), Dia yang Maha Berkehendak. Sedangkan di dalam hadits tersebut, diceritakan Nabi Musa yang menyuruh Nabi Muhammad untuk naik – turun sebanyak sembilan kali, guna mendapat pengurangan perintah sholat dari 50 rakaat menjadi 5 rakaat.
  3. Nampak pula dalam kisah palsu ini seolah Nabi Musa begitu perkasanya dan berilmu sehingga mampu mendikte Allah sehingga menuruti pandangan Musa a.s dalam hal perintah sholat.
  4. Keganjilan tampak jelas dalam hadit ini, bahwa sebelum menuju langit Rosulullah sholat dua rakaat di Baitul Maqdis, sedangkan menurut kisah hadis tersebut, perintah sholat belum diterima.
  5. Dalam hadits ini menggambarkan bahwa Para Nabi yang sudah wafat sudah berada di langit. tetapi menurut al-Qur'an seluruh manusia termasuk para Nabi yang sudah wafat berada di alam Qubur / Barzakh / dinding yang membatasi Alam Dunia dan Akhirat. Ulama menyebutnya alam genggaman Allah atas dasar Surah Azzumar ayat 42 untuk menunggu datangnya Hari Berbangkit (Qs.Kahfi: 47)
Mengkritisi Hadits Isro' Mi'roj Diatas.
*Perintah sholat 5 waktu*
Untuk sama dipahami, kewajiban sholat sudah ditetapkan Allah pada tahun awal Kenabian dengan turunnya surah al Muzammil ayat 1 – 9, jauh sebelum turunnya Surah Al Isra pada tahun ke empat Kerasulan. Logikanya pada ayat tersebut, perintah Sholat telah diterima oleh Nabi Muhammad saw, bukan saat beliau Isra dan Miraj namun jauh sebelum itu, apalagi secara obyektif ayat al-Quran yang menceritakan mengenai peristiwa Miraj sama sekali tidak menyinggung tentang adanya pemberian perintah Sholat kepada Nabi [Lihat QS.al-israa:1 dan QS.an-Najm:13-18]

*Dikatakan bahwa Nabi Musa telah mengusulkan kepada Nabi Muhammad*
agar naik kembali menemui ALLAH untuk memohon perintah Shalat dikurangi dari 50 kali menjadi 5 kali sehari. Dalam hal ini timbul pertanyaan, apakah Nabi Musa lebih cerdas daripada Muhammad?
Tidakkah kekurang ajaran arwah Nabi Musa dalam cerita tersebut dengan menganggap Allah juga tidak mengerti akan kelemahan dan keterbatasan umat Nabi Muhammad sebab tanpa dipikir dulu telah memberi beban kewajiban yang pasti tidak mampu dikerjakan oleh mereka sehingga arwah Nabi Musa itu harus turut campur memberi peringatan kepada Allah dan Nabi Muhammad lebih dari sekali saja sebagai suatu indikasi israiliyat (hadis buatan orang-orang Israel atau Yahudi yang sengaja dibuat untuk tetap memuliakan Nabi Musa diatas yang lain) ?
Sebaiknya orang-orang Islam mempertimbangkan masak-masak sebelum membenarkan dongeng tak teranalisakan itu.
*Dikatakan Nabi Muhammad naik kembali menemui ALLAH*
untuk memohon agar perintah Shalat 50 kali sehari dikurangi dan dikurangi hingga menjadi 5 kali sehari, yaitu sepuluh persen dari jumlah yang ditetapkan bermula.
Semisalnya seorang pedagang menyatakan harga barangnya 50 rupiah kemudian sesudah tawar-menawar, barang itu dijualnya 5 rupiah, maka pada otak si pembeli akan timbul suatu anggapan bahwa pedagang itu sangat kejam atau kurang waras. Sebaliknya pedagang waras yang menghadapi penawar barangnya sepuluh persen dari harga yang ditetapkannya, tentu tidak akan meladeni penawar itu karena dianggapnya kurang waras.
Dalam pada itu QS.Maidah:115, QS.Yusuf:64, menyatakan tiada perubahan bagi Kalimat ALLAH, dan QS.Al-Ahzab:62, QS.al-Faathir:43, menyatakan tiada perubahan bagi Ketentuan ALLAH dan QS.Ar-Ruum:30 menyatakan tiada perubahan bagi Ciptaan ALLAH.
Jika masih berlaku tawar-menawar antara Muhammad dan ALLAH mengenai jumlah Shalat setiap hari, tentulah pernyataan ALLAH pada beberapa Ayat Suci tersebut tidak benar. Namun menurut pemikiran wajar, tidaklah mungkin berlaku tawar-menawar antara Khaliq dan makhIuk-NYA

*Bertentangan dengan Akhlak Nabi Muhammad saw dalam Al-Qur'an*
Nabi Muhammad adalah semulia para Nabi serta berbudi pekerti yang sangat luhur [QS.Al-Qolam:4]. tentunya beliau tidak pernah membantah atau minta dispensasi (pengurangan) tugas dari Allah. Sedangkan yang biasa menawar dan membantah perintah Allah dan rasulNya sejak dahulu adalah orang kafir dari Bani Israil. Fakta ini dapat kita temukan dalam nash Al Quran [seperti perintah Musa a.s kepada kaumnya 'bani isroil' untuk menyembelih sapi] dan jga banyak terdapat dalam Hadits yang shahih. Maka mustahil Nabi saw, mengadakan tawar menawar kepada Musa apalagi kepada Allah. Sedangkan seluruh rosul telah berjanji kepada Allah untuk beriman dan menolong misi Muhammad Rasulullah (Qs.Ali-Imran:81) "dan (ingatlah), ketika Allah mengambil Perjanjian dari Para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan Hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai Para Nabi) dan aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”.

Itulah sedikit keganjalan tentang hadits peristiwa Isro' Mi'roj yang telah menyebar dan dipercaya oleh banyak masyarakat. Apakah hadis-hadis yang demikian ini masih akan diterima dan dipertahankan hanya untuk mempertahankan dalil turunnya perintah Sholat, sementara al-Quran sendiri yang nilai kebenarannya sangat pasti justru tidak berbicara apa-apa tentang hal tersebut ?
Tidak diragukan bahwa Nabi Muhammad pernah melakukan Isra dan Miraj karena hal ini ada didalam al-Quran dan bisa dianalisa secara ilmiah, tidak perlu diragukan pula bahwa Sholat merupakan salah satu kewajiban utama seorang muslim sebab inipun banyak sekali ayatnya didalam al-Quran dan hadis-hadis lain, bahkan sholat merupakan tradisi yang diwariskan oleh semua Nabi dan Rasul dalam semua jamannya. Hanya saja itu tidak berarti kaum muslimin bisa menerima semua riwayat hadis yang isinya secara jelas mempunyai pertentangan dengan al-Quran dan logika, sehingga akhirnya hanya akan menyerahkan akal pada kebodohan berpikir, dan menjadi kesalah kaprahan dalam masyakat, padahal Allah sendiri mewajibkan manusia untuk berpikir dan berdzikir didalam membaca ayat-ayat-Nya.

semoga bermanfaat.....

Alhamdulillahirobbil'alamin....
»» lanjutkan..

Kamis, 19 April 2012

LOWONGAN...100% MENJANJIKAN


Bismillahirohmanirrohim....

Kesempatan ini sekali dalam seumur hidup....namun lowongan ini akan diberikan kepada SEMUA ORANG tanpa pengecualian. Anda hanya perlu membaca dan mengerti.

LOWONGAN UNTUK POSISI :
  1. Anggota Syurga Dari Awal (kelas VVIP)
  2. Anggota Neraka Dari Awal (kelas MARGINAL)
  3. Anggota Neraka temporer Kemudian ditransfer ke Syurga (Kelas EKONOMI)

I. EMPAT KEUNTUNGAN (untuk posisi 1 ):
  • Nikmat kubur.
  • Perlindungan di Padang Mahsyar.
  • Keselamatan Meniti Sirath-al mustaqim.
  • Syurga yang kekal abadi.

WAKTU WAWANCARA/INTERVIEW
Kapan saja secara individu mulai dari saat membaca iklan ini.

LOKASI WAWANCARA/INTERVIEW:
Dalam kubur (alam barzakh).

SYARAT DAN KETENTUAN:
-  Tidak diperlukan ijazah
-  Tidak diperlukan pangkat atau sertifikat.
-  Tidak perlu uang sogokan 
-  Tidak perlu berwajah cantik, ganteng, berbadan tegap atau seksi
-  Hanya diperlukan bawa dokumen asli Iman dan Amal.
-  Yang melakukan interview; Mungkar dan Nangkir.

BOCORAN PERTANYAAN INTERVIEW (6 Soal)
-  Siapa Tuhanmu ?
-  Apa Agamamu ?
-  Siapa Nabimu?
-  Apa Kitabmu?
-  Dimana Kiblatmu ?
-  Siapa Saudaramu?
Bila kurang jelas, tanyakan di pak Mudin terdekat...

CARA MELAMAR:
Tak perlu kemana-mana dan bersusah payah, Anda hanya menunggu jemputan yang berkaliber untuk menjemput anda. Ia akan menjemput anda kapan dan dimana saja (mungkin sebentar lagi), namanya Izrail.

TIPS UNTUK BERHASIL DALAM WAWANCARA TERTUTUP INI:
Hadist Hasan yang diriwayatkan oleh Ahmad Hanbal, yang bermaksud;

Sabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya! bila jenazah seseorang diletakkan didalam kubur, sesungguhnya jenazah itu mendengar suara sandal orang-orang yang mengantarnya ke kuburan pada saat mereka meninggalkan tempat itu.

Jika mayat itu seorang muslim, maka sholat yang dilakukannya ketika beliau masih hidup akan diletakkan di kepalanya, puasanya diletakkan di sebelah kanannya, zakatnya diletakkan di sebelah kirinya dan amalan kebajikan sedekah, silaturrohim, masalah kebajikan dan ihsan diletakkan diujung kedua kakinya.

Ia akan didatangi malaikat dari bagian kepala, maka sholat itu berkata kepada malaikat: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kanan, maka puasa berkata kepadanya: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian malaikat berpindah ke sebelah kiri, maka zakat berkata kepadanya: dari bagianku tidak ada jalan masuk. Kemudian dia didatangi dari arah ujung kakinya dan berkatalah amal kebajikan: di bahagianku tidak ada jalan masuk.

Maka malaikat berkata kepadanya: Duduklah kamu! Kepadanya (mayat) diperlihatkan matahari yang sudah mulai terbenam, lalu malaikat bertanya kepada mayat itu: Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad SAW) yang kamu dahulu sentiasa berbicara tentang dia, dan bagaimana kesaksian kamu kepadanya? Maka mayat itu berkata: Tinggalkan aku sebentar, aku hendak sembahyang. Malaikat berkata: sesungguhnya engkau akan mengerjakan sholat (boleh saja) tetapi jawab dahulu apa yang kami tanyakan ini. Apakah pandangan kamu tentang seorang laki-laki (Muhammad SAW) yang dahulu kamu selalu berbicara tentang dia; dan bagaimana kesaksian kamu kepadanya?

Maka berkata mayat itu: Laki-laki itu Nabi Muhammad SAW dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad SAW itu ialah utusan Allah SWT yang membawa kebenaran dari Allah SWT.

Maka malaikat berkata kepada mayat itu; Demikianlah kamu dihidupkan dan begitu juga kamu dimatikan dan dengan demikian juga kamu dibangkitkan semula di akhirat, Insya Allah.

Kemudian dibukakan baginya satu pintu disyurga, maka dikatakan kepadanya itulah tempat kamu dan itulah janji Allah pada kamu dan kamu akan berada di dalamnya. Maka bertambah gembiralah mayat itu. Kemudian dilapangkan kuburnya seluas 70 hasta dan disinari cahaya baginya.

Wah..Nampaknya pertahanan kita perlu kuat nich...dari semua penjuru (kepala, kanan, kiri dan ujung kaki).

II. Untuk posisi (b)
Tidak diperlukan belajar, gak usah berpikir, hiduplah sesuka anda...Wallahu- a'lam.
pepatah jawa :
lenggak-lenggok wadon ndodok.
wong kabeh rebutan ndelok..
sebab onok barang antik seng ketok..xixixixixixi 
intinya perbuatan yang berbau kenikmatan....


III. Untuk posisi (c)
Hanya diperlukan ibadah ala kadarnya (asal ucapin kalimat Tauhid), dan hidup sesuka anda...

Wallahu-a'lam... 

semoga bermanfaat ,...dan segera daftarkan diri ANDA...

Alhamdulillahirobbil'alamin....
»» lanjutkan..

Kamis, 12 April 2012

Tafsir Ayat Pendidikan


TAFSIR Q.S. AN-NAJM:5-6
Bismillahirohmanirohhim

علمه شديدالقوى  ذومرةفاستوى


Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat.
Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli.(An-Najm, 5-6)

Tujuan dari Artikel ini, kita akan membahas tentang : subyek pendidikan, nilai-nilai pendidikan, faedah pendidikan, Dengan berdasarkan ayat diatas.
Di bawah ini akan kami jelaskan hal-hal yang berhubungan dengan ketiga hal tersebut.

Subyek Pendidikan
Melihat ayat diatas, bahwasannya subyek dari pada pendidikan menurut pendapat kami adalah
1.       Allah SWT
Secara tidak langsung, bahwasannya Allah SWT sebagai Subyek pendidik yang paling utama, dengan alasan, bahwasannya malaikat jibril tidaklah akan mempunyai jiwa dan fisik yang kuat serta akal yang cerdas tanpa ada yang memberi kemampuan. Sifat seperti itu hanya dimiliki oleh Dzat yang maha sempurna yaitu Allah SWT. Menurut hemat kami, bahwasannya tidaklah mungkin jibril memiliki hal tersebut, sebelum mendapatkan pengajaran terlebih dahulu dari Allah SWT.
2.       Malaikat Jibril
Dengan jelas ayat diatas menyatakan bahwa, malaikat jibril merupakan subyek (perantara) dalam menyampaikan wahyu yang dibawanya dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW, dengan dibekali jiwa yang kuat serta akal yang cerdas, sehingga mampu bukan hanya menyampaikan wahyu, tetapi juga mengajarkannya kepada Nabi SAW.
3.       Manusia (Nabi Muhammad)
Rasullullah sebagai subyek pendidik, karena dalam hal ini Rasulullah bertindak sebagai penerima wahyu (Al-Qur’an), sekaligus bertugas untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk tersebut, menyucikan dan mengajarkan manusia menuju arah yang benar sesuai dengan Syari’at yang dibawanya, yaitu Islam. Hal ini sesuai dengan  Firman Allah SWT
Artinya: Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,(Al-Mulk, 2)

Maka berilah peringatan, Karena Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka, (Al-Ghosyiah, 21-22)
Sesuai dengan dengan surat Al-Mulk ayat 2 diatas, bahwasannya manusia tidaklah mungkin bisa mengetahui tujuan hidup dan matinya, apa yang harus mereka lakukan disaat mengahadapi ujian yang datang dari Allah, karena ayat diatas ujian masihlah bersifat universal, bisa baik dan buruk. Juga manusia tidaklah akan bisa sempurna amalnya tanpa adanya petunjuk (Al-Qur’an), dan petunjuk itu tidaklah datang kecuali ada yang mengajarkan (menyampaikan), yaitu Muhammad SAW.
Jika kita kembalikan pada surat An-Najm diatas, maka kita bisa melihat ayat sebelumnya yaitu ayat 2-4 :
Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru.
Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

Bila kita jabarkan lebih lanjut, kewajiban memberi petunjuk, bukan hanya dibebenkan pada Nabi Muhammad SAW, selaku penerima wahyu, tetapi kewajiban tersebut juga berlaku pada seluruh umat Nabi SAW, sebagaimana yang dijelaskan dalam surat At-Taubah 71
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Nilai-nilai Pendidikan
Jika ayat diatas kita kaitkan dengan nilai-nilai pendidikan, maka akan mengandung beberapa hal, yaitu :
1.       Wahyu yang dibawa oleh Jibril (Al-Qur’an), yaitu sebagai pedoman hidup manusia, serta menjadikannya petunjuk dan pelajaran bagi manusia, sehingga manusia bisa menjalankan misinya dengan baik yaitu mengemban amanat Allah SWT sebagai kholifah dimuka bumi. Seperti yang dijelaskan dalam ayat 30 surat Al-Baqarah: Sesungguhnya aku hendaki menjadikan seorang khalifah dimuka bumi, dan surat Hud ayat 61 ;
 .....dèqu &rR±t'r.äN BiÏ`z #${FöÚÇ ru#$óGtè÷Jyt.äOó ùÏŽkp$ ......
Dia (Allah) Telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya….

Artinya, manusia yang dijadikan khalifah itu bertugas memakmurkan atau membangun bumi ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh yang menugaskan (Allah) yang telah tertuang dalam Al-Qur’an.
2.       Dengan jiwa yang kuat serta akal yang sehat, manusia akan bisa menjalankan fungsinya dengan baik, baik secara fertikal maupun horisontal. Dengan mempunyai jiwa dan akal yang cerdas maka akan bisa menghasilkan ilmu, kesucian dan etika, sedangkan dengan kondisi yang kuat, akan menghasilkan jasmani yang terampil. Dengan menggabungkan ketiga unsur tersebut, terciptalah makhluk dwidimensi dalam satu keseimbangan, dunia dan akherat, ilmu dan iman. Itu sebabnya dalam pendidikan islam dikenal istilah adab al-din dan adab al-dunya.
3.       Pelajaran untuk tidak bersifat lemah, bodoh, serta selalu mengkaji ilmu, baik yang berhubungan dengan agama maupun yang berhubungan dengan dunia.
4.       Tidaklah ada batasan ilmu yang dipelajarinya, untuk mencapai keseimbangan yang tersebut diatas.
5.       Dalam penyajian materi pendidikan, peran akal sangatlah penting untuk bisa memahami Al-Qur’an, sehingga manusia merasa berperan dalam menemukan hakikat materi yang disajikan itu sehingga merasa memiliki dan bertanggung jawab untuk membelanya.
6.       Dalam mengajar disarankan untuk saling berhadap-hadapan, karena dengan ini akan mempermudah bagi si murid untuk menerima ilmu.  

Faedah Pendidikan
Faedah pendidikan yang termuat dalam ayat di atas adalah
1.       Manusia harus bersifat optimis, kuat, cerdas dalam menuntut ilmu, serta mengajarkan apa yang telah didapat.
2.       Sebagai subyek pendidik, pengajaran tidaklah terbatas pada hal yang ada atau yang kita miliki, tetapi kita bisa mengajarkan pengetahuan dari orang lain. Misalnya memakai buku panduan, menceritakan kisah-kisah teladan, dan lain-lain.
3.       Tanpa adanya pengajaran atau ilmu yang telah didapat, pada dasarnya manusia sebagai makhluk yang bodoh dan lemah. serta tidak mengetahui mana yang hak dan yang batil.
4.       Kreteria bagi seorang pendidik, tentunya harus memiliki seperti apa yang dimiliki oleh malaikat jibril, yaitu kuat (jiwa dan jasmani) serta memiliki akal yang cerdas, karena sifat tersebut akan mempengaruhi bagi murid yang di didik.
5.       Konsep hidup haruslah sesuai dengan Al-Qur’an, agar bisa menjalankan tugas hidupnya dengan baik, yang sesuai dengan yang menugaskan (Allah).
6.       Tak ada batasan tentang apa yang dipelajari. Semuanya harus berjalan seimbang (lahir dan batin/jasmani dan rohani).

Alhamdulillahirobbil'alamin...
Semoga Bermanfaat dolorr...........
»» lanjutkan..