TAFSIR Q.S. AN-NAJM:5-6
Bismillahirohmanirohhim
علمه شديدالقوى ذومرةفاستوى
Yang diajarkan kepadanya oleh
(Jibril) yang sangat kuat.
Yang
mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang
asli.(An-Najm, 5-6)
Tujuan dari Artikel ini, kita akan membahas tentang : subyek
pendidikan, nilai-nilai pendidikan, faedah pendidikan, Dengan berdasarkan
ayat diatas.
Di bawah ini akan
kami jelaskan hal-hal yang berhubungan dengan ketiga hal tersebut.
Subyek
Pendidikan
Melihat ayat diatas, bahwasannya subyek dari pada pendidikan
menurut pendapat kami adalah
1.
Allah SWT
Secara tidak
langsung, bahwasannya Allah SWT sebagai Subyek pendidik yang paling utama,
dengan alasan, bahwasannya malaikat jibril tidaklah akan mempunyai jiwa dan
fisik yang kuat serta akal yang cerdas tanpa ada yang memberi kemampuan. Sifat
seperti itu hanya dimiliki oleh Dzat yang maha sempurna yaitu Allah SWT.
Menurut hemat kami, bahwasannya tidaklah mungkin jibril memiliki hal tersebut,
sebelum mendapatkan pengajaran terlebih dahulu dari Allah SWT.
2.
Malaikat Jibril
Dengan jelas ayat diatas menyatakan bahwa, malaikat jibril
merupakan subyek (perantara) dalam menyampaikan wahyu yang dibawanya dari Allah
SWT kepada Nabi Muhammad SAW, dengan dibekali jiwa yang kuat serta akal yang
cerdas, sehingga mampu bukan hanya menyampaikan wahyu, tetapi juga
mengajarkannya kepada Nabi SAW.
3.
Manusia (Nabi Muhammad)
Rasullullah sebagai subyek pendidik, karena dalam hal ini
Rasulullah bertindak sebagai penerima wahyu (Al-Qur’an), sekaligus bertugas
untuk menyampaikan petunjuk-petunjuk tersebut, menyucikan dan mengajarkan
manusia menuju arah yang benar sesuai dengan Syari’at yang dibawanya, yaitu
Islam. Hal ini sesuai dengan Firman
Allah SWT
Artinya: Yang menjadikan mati dan hidup,
supaya dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,(Al-Mulk, 2)
Maka berilah peringatan, Karena
Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang
yang berkuasa atas mereka, (Al-Ghosyiah, 21-22)
Sesuai dengan dengan surat Al-Mulk ayat 2 diatas,
bahwasannya manusia tidaklah mungkin bisa mengetahui tujuan hidup dan matinya,
apa yang harus mereka lakukan disaat mengahadapi ujian yang datang dari Allah,
karena ayat diatas ujian masihlah bersifat universal, bisa baik dan buruk. Juga
manusia tidaklah akan bisa sempurna amalnya tanpa adanya petunjuk (Al-Qur’an),
dan petunjuk itu tidaklah datang kecuali ada yang mengajarkan (menyampaikan),
yaitu Muhammad SAW.
Jika kita kembalikan pada surat An-Najm diatas, maka kita
bisa melihat ayat sebelumnya yaitu ayat 2-4 :
Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan
tidak pula keliru.
Dan tiadalah yang diucapkannya itu
(Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah
wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
Bila kita jabarkan lebih lanjut, kewajiban memberi petunjuk,
bukan hanya dibebenkan pada Nabi Muhammad SAW, selaku penerima wahyu, tetapi
kewajiban tersebut juga berlaku pada seluruh umat Nabi SAW, sebagaimana yang
dijelaskan dalam surat At-Taubah 71
Dan orang-orang yang beriman, lelaki
dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang
lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.
mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
Nilai-nilai
Pendidikan
Jika ayat diatas kita kaitkan dengan nilai-nilai pendidikan,
maka akan mengandung beberapa hal, yaitu :
1.
Wahyu yang dibawa oleh Jibril (Al-Qur’an),
yaitu sebagai pedoman hidup manusia, serta menjadikannya petunjuk dan pelajaran
bagi manusia, sehingga manusia bisa menjalankan misinya dengan baik yaitu
mengemban amanat Allah SWT sebagai kholifah dimuka bumi. Seperti yang
dijelaskan dalam ayat 30 surat Al-Baqarah: Sesungguhnya aku hendaki
menjadikan seorang khalifah dimuka bumi, dan surat Hud ayat 61 ;
.....dèqu &rR±t'r.äN BiÏ`z #${FöÚÇ ru#$óGtè÷Jyt.äOó ùÏkp$ ......
Dia (Allah) Telah menciptakan kamu
dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya….
Artinya, manusia yang dijadikan khalifah itu bertugas
memakmurkan atau membangun bumi ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan oleh
yang menugaskan (Allah) yang telah tertuang dalam Al-Qur’an.
2.
Dengan jiwa yang kuat serta akal yang
sehat, manusia akan bisa menjalankan fungsinya dengan baik, baik secara
fertikal maupun horisontal. Dengan mempunyai jiwa dan akal yang cerdas maka
akan bisa menghasilkan ilmu, kesucian dan etika, sedangkan dengan kondisi yang
kuat, akan menghasilkan jasmani yang terampil. Dengan menggabungkan ketiga
unsur tersebut, terciptalah makhluk dwidimensi dalam satu keseimbangan, dunia
dan akherat, ilmu dan iman. Itu sebabnya dalam pendidikan islam dikenal istilah
adab al-din dan adab al-dunya.
3.
Pelajaran untuk tidak bersifat lemah,
bodoh, serta selalu mengkaji ilmu, baik yang berhubungan dengan agama maupun
yang berhubungan dengan dunia.
4.
Tidaklah ada batasan ilmu yang
dipelajarinya, untuk mencapai keseimbangan yang tersebut diatas.
5.
Dalam penyajian materi pendidikan, peran
akal sangatlah penting untuk bisa memahami Al-Qur’an, sehingga manusia merasa
berperan dalam menemukan hakikat materi yang disajikan itu sehingga merasa
memiliki dan bertanggung jawab untuk membelanya.
6.
Dalam mengajar disarankan untuk saling
berhadap-hadapan, karena dengan ini akan mempermudah bagi si murid untuk
menerima ilmu.
Faedah pendidikan yang termuat dalam ayat di atas adalah
1.
Manusia harus bersifat optimis, kuat,
cerdas dalam menuntut ilmu, serta mengajarkan apa yang telah didapat.
2.
Sebagai subyek pendidik, pengajaran
tidaklah terbatas pada hal yang ada atau yang kita miliki, tetapi kita bisa
mengajarkan pengetahuan dari orang lain. Misalnya memakai buku panduan,
menceritakan kisah-kisah teladan, dan lain-lain.
3.
Tanpa adanya pengajaran atau ilmu yang
telah didapat, pada dasarnya manusia sebagai makhluk yang bodoh dan lemah.
serta tidak mengetahui mana yang hak dan yang batil.
4.
Kreteria bagi seorang pendidik, tentunya
harus memiliki seperti apa yang dimiliki oleh malaikat jibril, yaitu kuat (jiwa
dan jasmani) serta memiliki akal yang cerdas, karena sifat tersebut akan
mempengaruhi bagi murid yang di didik.
5.
Konsep hidup haruslah sesuai dengan Al-Qur’an,
agar bisa menjalankan tugas hidupnya dengan baik, yang sesuai dengan yang
menugaskan (Allah).
6.
Tak ada batasan tentang apa yang
dipelajari. Semuanya harus berjalan seimbang (lahir dan batin/jasmani dan
rohani).
Alhamdulillahirobbil'alamin...
Semoga Bermanfaat dolorr...........
0 komentar:
Posting Komentar