Bismillahirohmanirrohim...
Bertepatan saat ini adalah bulan Rojab, bulan dimana terjadi peristiwa yang sangat dahsyat sepanjang zaman, yaitu peristiwa "Isro' Mi'roj"
Salah satu ayat yang sudah tenar menjelaskan isro' mi'roj adalah: QS. Al-Israa':1
Salah satu ayat yang sudah tenar menjelaskan isro' mi'roj adalah: QS. Al-Israa':1
“Maha
suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al
Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui”
Melihat Ayat di atas, tdak dipungkiri lagi bahwa Isro' Mi'roj merupakan perjalanan yang maha dahsyat. Banyak beda pendapat tentang bagaimana terjadinya peristiwa perjalanan yg maha dahsyat ini, ada yg berpendapat hanya ruhnya saja , ada yg berpendapat dengan jasad dan ruhnya dgn menafsirkan kalimat "biabdihi"[seperti yg diungkapkan oleh Agus Mustofa dalam bukunya Terpesona di Sidrotul Muntaha].
namun kali ini saya tidak bermaksud membahas bagaimana proses perjalanan maha dahsyat tersebut, tetapi mencoba mengkritisi cerita yang sudah lazim di masyarakat tentang Isro' Mi'roj yang berhubungan dengan Perintah Sholat.
Umumnya para penceramah menerangkan
hikmah dari peristiwa Isra’ Miraj adalah turunnya perintah sholat 5 waktu. Bahkan ada keikut sertaan Nabi Musa a.s dalam penerimaan perintah tersebut.
Hal tersebut berdasarkan sebuah hadits isinya cukup panjang yang diriwayatkan
oleh Muslim dalam shahihnya nomor 234 dari jalan Anas bin Malik.
Kisah dalam Hadits tersebut dijelaskan beliau
menerima kewajiban 50 shalat kemudian atas saran Nabi Musa a.s sehingga
berkali-kali Nabi saw 'naik-turun' memintak keringanan
shalat kepada Allah swt.
Namun benarkah demikian ?
Melalui penelaahan hadits, secara
riwayat adalah shahih karena terdiri dari para perawi yang tsiqoh (dipercaya).
Akan tetapi secara matan (isinya) sebagian bertentangan
dengan Al Quran dan hadits lainnya yang shahih.
Dengan demikian kedudukan hadits
tersebut adalah dhoif (lemah) dan mualal (sisipan) karena
isinya diselipkan cerita – cerita Israiliyat dari kaum Bani Israil, yang
sengaja secara tersirat ingin mengagungkan bangsa mereka, serta mengecilkan
peran Nabi Muhammad beserta pengikutnya.
Keganjalan hadits tersebut :
- Perintah sholat 5 waktu, padahal perintah sholat terjadi pada tahun 1 kenabian.
- Yang menjadi subjek memperjalankan Rasulullah Muhammad dalam Peristiwa Isra’ (perjalanan) yang bermakna Mi’raj (naik melalui tangga – tangga) adalah Allah Subhanahuta’ala (Qs.al-Israa' : 1), Dia yang Maha Berkehendak. Sedangkan di dalam hadits tersebut, diceritakan Nabi Musa yang menyuruh Nabi Muhammad untuk naik – turun sebanyak sembilan kali, guna mendapat pengurangan perintah sholat dari 50 rakaat menjadi 5 rakaat.
- Nampak pula dalam kisah palsu ini seolah Nabi Musa begitu perkasanya dan berilmu sehingga mampu mendikte Allah sehingga menuruti pandangan Musa a.s dalam hal perintah sholat.
- Keganjilan tampak jelas dalam hadit ini, bahwa sebelum menuju langit Rosulullah sholat dua rakaat di Baitul Maqdis, sedangkan menurut kisah hadis tersebut, perintah sholat belum diterima.
- Dalam hadits ini menggambarkan bahwa Para Nabi yang sudah wafat sudah berada di langit. tetapi menurut al-Qur'an seluruh manusia termasuk para Nabi yang sudah wafat berada di alam Qubur / Barzakh / dinding yang membatasi Alam Dunia dan Akhirat. Ulama menyebutnya alam genggaman Allah atas dasar Surah Azzumar ayat 42 untuk menunggu datangnya Hari Berbangkit (Qs.Kahfi: 47)
Mengkritisi Hadits Isro' Mi'roj Diatas.
*Perintah sholat 5 waktu*
Untuk sama dipahami, kewajiban
sholat sudah ditetapkan Allah pada tahun awal Kenabian dengan turunnya surah al
Muzammil ayat 1 – 9, jauh sebelum turunnya Surah Al Isra pada tahun ke empat
Kerasulan. Logikanya pada ayat tersebut, perintah Sholat telah diterima oleh Nabi Muhammad
saw, bukan saat beliau Isra’ dan
Mi’raj namun jauh sebelum
itu, apalagi secara obyektif ayat al-Qur’an yang menceritakan mengenai peristiwa Mi’raj sama sekali tidak menyinggung
tentang adanya pemberian perintah Sholat kepada Nabi [Lihat QS.al-israa:1 dan QS.an-Najm:13-18]
*Dikatakan bahwa Nabi Musa telah
mengusulkan kepada Nabi Muhammad*
agar
naik kembali menemui ALLAH untuk memohon perintah Shalat dikurangi dari 50 kali
menjadi 5 kali sehari. Dalam hal ini timbul pertanyaan, apakah Nabi Musa lebih cerdas
daripada Muhammad?
Tidakkah kekurang ajaran arwah Nabi Musa dalam
cerita tersebut dengan menganggap Allah juga tidak mengerti akan kelemahan dan
keterbatasan umat Nabi Muhammad sebab tanpa dipikir dulu telah memberi beban
kewajiban yang pasti tidak mampu dikerjakan oleh mereka sehingga arwah Nabi Musa
itu harus turut campur memberi peringatan kepada Allah dan Nabi Muhammad lebih
dari sekali saja sebagai suatu indikasi israiliyat (hadis buatan orang-orang
Israel atau Yahudi yang sengaja dibuat untuk tetap memuliakan Nabi Musa diatas
yang lain) ?
Sebaiknya orang-orang Islam
mempertimbangkan masak-masak sebelum membenarkan dongeng tak teranalisakan itu.
*Dikatakan Nabi Muhammad naik
kembali menemui ALLAH*
untuk memohon agar perintah
Shalat 50 kali sehari dikurangi dan dikurangi hingga menjadi 5 kali sehari,
yaitu sepuluh persen dari jumlah yang ditetapkan bermula.
Semisalnya seorang pedagang
menyatakan harga barangnya 50 rupiah kemudian sesudah tawar-menawar, barang itu
dijualnya 5 rupiah, maka pada otak si pembeli akan timbul suatu anggapan bahwa
pedagang itu sangat kejam atau kurang waras. Sebaliknya pedagang waras yang
menghadapi penawar barangnya sepuluh persen dari harga yang ditetapkannya,
tentu tidak akan meladeni penawar itu karena dianggapnya kurang waras.
Dalam pada itu QS.Maidah:115, QS.Yusuf:64,
menyatakan tiada perubahan bagi Kalimat ALLAH, dan QS.Al-Ahzab:62, QS.al-Faathir:43,
menyatakan tiada perubahan bagi Ketentuan ALLAH dan QS.Ar-Ruum:30 menyatakan tiada
perubahan bagi Ciptaan ALLAH.
Jika masih berlaku tawar-menawar
antara Muhammad dan ALLAH mengenai jumlah Shalat setiap hari, tentulah
pernyataan ALLAH pada beberapa Ayat Suci tersebut tidak benar. Namun menurut
pemikiran wajar, tidaklah mungkin berlaku tawar-menawar antara Khaliq dan
makhIuk-NYA
*Bertentangan dengan Akhlak Nabi Muhammad saw dalam Al-Qur'an*
Nabi Muhammad adalah semulia para Nabi serta berbudi pekerti yang sangat luhur [QS.Al-Qolam:4]. tentunya beliau tidak
pernah membantah atau minta dispensasi (pengurangan) tugas dari Allah.
Sedangkan yang biasa menawar dan membantah perintah Allah dan rasulNya
sejak dahulu adalah orang kafir dari Bani Israil.
Fakta ini dapat kita
temukan dalam nash Al Quran [seperti perintah Musa a.s kepada
kaumnya 'bani isroil' untuk menyembelih sapi] dan jga banyak terdapat
dalam Hadits yang shahih. Maka mustahil Nabi saw, mengadakan tawar
menawar kepada Musa apalagi kepada Allah. Sedangkan
seluruh rosul telah berjanji kepada Allah untuk beriman dan
menolong misi
Muhammad Rasulullah (Qs.Ali-Imran:81) "dan (ingatlah), ketika Allah
mengambil Perjanjian dari Para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku
berikan kepadamu berupa kitab dan Hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rasul
yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman
kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima
perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”.
Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai Para Nabi) dan aku
menjadi saksi (pula) bersama kamu”.
Itulah sedikit keganjalan tentang hadits peristiwa Isro' Mi'roj yang telah menyebar dan dipercaya oleh banyak masyarakat. Apakah hadis-hadis yang demikian ini masih
akan diterima dan dipertahankan hanya untuk mempertahankan dalil turunnya
perintah Sholat, sementara al-Qur’an sendiri yang nilai kebenarannya sangat pasti justru tidak
berbicara apa-apa tentang hal tersebut ?
Tidak diragukan bahwa Nabi Muhammad pernah
melakukan Isra’ dan
Mi’raj karena hal ini ada
didalam al-Quran dan bisa dianalisa secara ilmiah, tidak perlu diragukan pula
bahwa Sholat merupakan salah satu kewajiban utama seorang muslim sebab inipun
banyak sekali ayatnya didalam al-Quran dan hadis-hadis lain, bahkan sholat
merupakan tradisi yang diwariskan oleh semua Nabi dan Rasul dalam semua
jamannya. Hanya saja itu tidak berarti kaum muslimin bisa menerima semua riwayat
hadis yang isinya secara jelas mempunyai pertentangan dengan al-Quran dan
logika, sehingga akhirnya hanya akan menyerahkan akal pada kebodohan berpikir,
dan menjadi kesalah kaprahan dalam masyakat, padahal Allah sendiri mewajibkan manusia untuk berpikir dan berdzikir didalam
membaca ayat-ayat-Nya.
semoga bermanfaat.....
Alhamdulillahirobbil'alamin....
10 komentar:
Untung tawar menawar e sholat gak nggawe sales...sa'no sales e munggah mudun...heuheuheu
artikel liyane kok g isok muncul komentare...
sip.....
Mantab.
Surat muzammil 1-9,bukan perintah shalat 5 waktu tp perintah shalat tahajud
Sayang sekali, opini bagus ini baru saya baca hari ini 27/11/2019
Saya 1000 % setuju dgn pendapat anda.
Sudah bertahun-tahun saya meragukan hadis Isra Mi’raj ini dari awal sampai akhir. Apalagi momen “TAWAR MENAWAR WAKTU SALAT”. Malu saya setiap kali khotib/ulama/ustad membacakan nya. Islam kok bodoh sekali.
(1) Bukankah Salat 5 waktu itu WAJIB. Kok dasar hukum nya hadis.
(2) Padahal dasar hukum perintah salat 5-waktu itu ada didalam Al Quran..? “Dirikanlah salat dari sejak matahari tergelincir (Zuhur) sampai dengan gelap malam (Asar, Magrib dan Isya’) dan (dirikanlah salat) Subuh. Sesungguhnya salat Subuh itu diutamakan (disaksikan)”
Qs.17 Al Israa’:78.
Semoga dibukakan hidayah kepada generasi muda Islam kita.
Salam.
Betul kata kang unknown SQ.17 Al israa' 78 itu waktu yang di tentukan setelah mendapatkan perintah 5 waktu dalam sehari adapun 1 waktu sama dengan 10 waktu....hadist bukhori di dalam kitab asy shohabah itu menjelaskan makna isi alquran bukan penentang alquran. والله اعلم بالصواب
Al Muzzamil itu perintah untuk melakukan Qiyamul Lail.
Langit juga tdk berlapis seperti kue lapis...kok bisa Nabi saw bertemu para nabi yg sdh wafat di langit pertama sampai langit ke 7
Saya juga sudah lama meragukan hadist itu, tapi juga belum ada yang menyatakan hadist itu palsu. Ini aneh, hanya pendapat bahwa matannya/isinya koq janggal. Tolong para ahli hadist. Untuk di teliti lebih dalam. Alloh koq di tawar.
Posting Komentar