like

Senin, 18 Juni 2012

Hawa Tercipta dari Tulang Rusuk Adam.. Benarkah..????


Bismillahirohmanirrohim...

Ibu manusia yaitu pasangan/Istri Adam, atau yang Populer kita kenal “Hawa”. Dalam hal penciptaan masih banyak di kalangan umat Islam, bahkan banyak para mubaligh/penceramah yang menjelaskan hal itu saat memberikan mauidhoh hasanah pada walimatul ‘ursy, dan mungkin juga banyak diantara kita yang memahami bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Adam. Hal ini berdasarkan Quran QS. An-Nahl:72, menurut pendapat saya sesungguhnya cerita penciptaan Hawa dari tulang rusuk Adam (Nabi Adam)adalah cerita bohong dan menyesatkan.

Salah satu hadits yang populer menjelaskan hal ini:

Dan berkata Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas: Ketika Adam menetap di surga dia berjalan sendiri, dan ketika ia tidur diciptakanlah Hawa untuk menemaninya dari bagian tulang rusuknya yang kecil sebelah kiri. Ketika Hawa menjauh, Adam melihatnya dan berkata: Siapa engkau? Dia berkata: Perempuan yang diciptakan dari tulang rusukmu dan dijadikanlah tulang rusuk itu bagian dariku.

Dan ayatnya: QS. An-Nahl:72

“Dan Allah telah membuat untuk kamu istri dari diri kamu sendiri, dan memberikan kepada kamu dari isteri kamu anak laki-laki dan anak perempuan, dan memberi rezeki kepada kamu dari barang-barang yang baik. Lalu apakah mereka beriman kepada barang palsu dan mengafiri nikmat Allah? ”


juga terdapat dalam ayat-ayat yang lain: QS. Az-Zumar:6, QS. An-Nisa’:1, QS. Al-A’raf : 179

Dari ayat dan atas hadits di atas, banyak yang menganggap bahwa Hawa memang tercipta dari tulang rusuk Adam.

Benarkah demikian??

Coba kita buktikan…

Bukti pertama : sebuah Penelitian/Ayat Kauniyah
Di dalam salah satu tulisan, yang berjudul ”Perempuan dijadikan dari tulang rusuk ?”, Ustadz H.M. Nur Abdurrahman, menulis :
Menurut ayat Kawniyah jumlah tulang rusuk laki-laki yang sebelah kanan sama banyak dengan jumlah yang sebelah kiri. Apabila Siti Hawa dijadikan dari salah satu tulang rusuk Adam, maka tentu ada satu tulang rusuk Adam yang berkurang di sebelah kanan atau sebelah kiri, yang akan menurun menjadi warisan anak cucu Adam.
Jadi setelah diuji coba dengan ayat Kawniyah, maka gugurlah pendapat yang menyatakan, perempuan berasal dari tulang rusuk.

Bukti Kedua : Penafsiran kata Anfus
Ayat-ayat diatas menerangkan bahwa semua orang mempunyai isteri yang diciptakan dari anfus (diri) mereka (jamaknya kata nafs artinya jiwa atau diri sendiri). Kata nafs dipakai dalam arti ganda, yang pertama bisa berarti roh, yang kedua berarti barang dan intinya bukan arti tulang rusuk. Tak ada mufassir satupun yang menerangkan kata-kata ini berlawanan dengan kodrat, seperti yang lazim dipakai untuk menafsiri kata-kata ini sehubungan dengan Adam, yang menafsirkan kata nafs yang seharusnya berarti jiwa atau diri sendiri, tetapi ditafsirkan tulang rusuk.


Bukti ketiga : Penafsiran min nafsin wahidah [dari diri yag satu]

Tidak dipungkiri lagi, bahwasannya Al-Qur’an merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam menggali informasi untuk dijadikan landasan. Tidak bisa hanya menggambil bukti/menafsirkan satu ayat tanpa melihat keterkaitan dengan ayat-ayat yang lain:
Untuk memahami perihal nafs/“diri yang satu” tersebut sebaiknya kita merujuk ke beberapa ayat sebagai berikut:
1.     “Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu (nafs wahidah), dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak…”(Qs Al-Nisaa’:1).
2.     “Dia menciptakan kamu dari seorang jiwa (nafs wahidah) kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya…”(QS,az-Zumar:6).
3.     Dan, “Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (nafs wahidah) dan daripadanya Dia menciptakan istrinya…”(QS,Al-A’raf:189).

“Dia yang telah menciptakan kamu dari “nafs wahidah”, Apakah yang dimaksud dengan “nafs”? Nafs merupakan substansi manusia, dimana dengan nafs itulah manusia dapat dikatakan sebagai manusia. Ketika ia hidup di dunia tersusun dari dua sisi; sisi jasmani dan sisi ruhani (dimensi materi dan nonmateri) [lihat QS.an-Nur:12] dan sewaktu hidup di alam barzah ia hanya memiliki sisi ruhani (dimensi nonmateri) saja. Ayat di atas seakan ingin mengatakan; wahai manusia (lelaki dan perempuan)! kamu sekalian diciptakan dari substansi yang sama.[ Tafsir Mizan karya Allamah Thaba’thaba’i]

Kemudian dalam terusan ayat Allah berfirman: “dan daripadanya (“nya”/min kata ganti dari “nafs wahidah”) Dia menciptakan istrinya..”. dari kata “min” timbullah beberapa penafsiran yang berbeda. Dalam kaidah bahasa arab kata min mempunyai beberapa makna diantaranya ba’dhiyyah (bagian) dan jinsiyyah (jenis)”. Sebagian ulama’ [minoritas] mengartikan min dalam kata minha adalah “bagian”, mengingat bahwa Hawa tercipta dari bagian Adam, yaitu dari tulang rusuknya. Dan sebagian mengartikan jinsiyah (jenis) sebagaimana Tuhan menciptakan Adam dari jenis manusia, maka diciptakanlah pula pasangannya dari jenisnya Adam, yaitu jenis manusia. Maka bila melihat arti al-qur’an dan terjemah Indonesia yang disusun oleh Depag RI, terdapat dua penafsiran [lihat arti pada An-Nisa’:1]
Pada hakikatnya, ayat di atas ingin menyampaikan bahwa istri Adam tercipta dari jenis Adam pula, atau dengan kata lain substansi Hawa dan Adam adalah sama. Hal ini dikuatkan juga oleh ayat-ayat lain seperti dalam surat Rum ayat:21 yang berbunyi :”Dan dari tanda-tandaNya Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri…” atau dalam surat Al-Nahl ayat: 72 dan ayat lainnya.

Dalam tafsir Al-Kassyaf jilid ke-2/244 mengartikan kata min sebagai min bayaniyah dengan argumen bahwa semuanya diciptakan dari jenis yang satu, yaitu dari “tanah” sebagaimana dijelaskan : “Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah…(Al-Rum:20)

Ustadz Muhammad Nur Abdurrahman, menulis :  jika ditanyakan makna : “man hiya Nafsun Wahidah wa man huwa Zawjuhaa?”, tentu tidaklah ditujukan kepada Adam, karena Adam adalah mudzakkar (laki-laki), padahal Nafsun Wahidah adalah muannats (perempuan), yang merupakan pasangan dari Zawjun mudzakkar.

Sementara buya HAMKA, ketika menafsirkan ayat yang berbunyi ”… yang telah menjadikan kamu dari satu diri… (QS.4:1)”, menulis :
    “… seluruh manusia itu, laki-laki dan perempuan, di benua manapun mereka berdiam, dan betapapun warna kulitnya, namun mereka adalah diri yang satu. Sama-sama berakal, sama-sama menginginkan yang baik dan tidak meyukai yang buruk. Sama-sama suka kepada yang elok dan tidak suka kepada yang jelek. Oleh karena itu hendaknya dipandang orang lain itu sebagai diri kita sendiri juga. Dan meskipun ada manusia yang masyarakatnya telah amat maju dan ada pula yang masih sangat terbelakang, bukanlah berarti bahwa mereka tidak satu… “ (Tafsir Al Azhar, Juzu IV, halaman 220-221)
Dengan demikian, semakin jelaslah, bahwa sesungguhnya perempuan ibarat tulang rusuk, dan bukan diciptakan dari tulang rusuk. Hal ini juga bermakna Hawa bukan berasal dari Tulang Rusuk Adam…

Oleh karena itu, dari zahir ayat ini kita tidak bisa mengambil kesimpulan bahwa Hawa tercipta dari tulang rusuk nabi Adam, sebagaimana yang disebutkan oleh beberapa hadis. Selain itu juga ada hadis yang menunjukan proses penciptaan Hawa terpisah dari penciptaan Adam, dimana seseorang bertanya kepada Imam Baqir ;”wahai imam dari apakah Tuhan menciptakan Hawa? Imam seraya berkata:”Apa pendapat orang –orang tentang hal ini? ia menjawab : mereka berpendapat bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk nabi Adam. Kemudian imam kembali berkata: “mereka berkata bohong, apakah Tuhan tidak mampu menciptakan Hawa selain dari tulang rusuk nabi Adam?” dia kembali bertanya: lantas dari apakah Hawa diciptakan? Beliau menjawab: “Ayahku meriwayatkan dari kakek-kakekku bahwa Rasul bersabda: Allah SWT mengambil segenggam tanah dan mencampurnya dengan tangan kanan-Nya, kemudian dari tanah tersebut diciptakanlah Adam, sisa dari tanah tersebut diciptakanlah Hawa”.[ Tafsir al-Mizan jil:4 hal:151]

Dari penjelasan di atas dapat diambil konklusi bahwa dari sisi penciptaan lelaki dan perempuan sama, begitupula dari sisi insaniyah (esensi kemanusiaan) keduanya sama. Tentu, dari sisi ini tidak dapat dikatakan bahwa lelaki lebih utama dari perempuan, begitu pula sebaliknya.


Berita Tulang Rusuk….

Bersumber darimanakah pendapat yang menyatakan bahwa istri Adam [Hawa] tercipta dari tulang rusuk???

Jawabnya…Selain dari sumber hadits yang telah tercantum di atas,ide kelahiran Hawa dari Tulang rusuk Adam, menurut Sayyid Muhammad Rasyid Ridho, timbul dari apa yang termaktub dalam Bible Perjanjian Lama [Kejadian 21-22]

Perhatikan Bible berikut ini mengenai diciptakannya Hawa dari tulang rusuk
Kejadian 2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
Kejadian 2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.

Perhatikan….. cerita bible diatas begitu lucunya Tuhan mencuri curi untuk membuat seorang wanita..
Tulis Rosyid Ridha : “Seandainya tidak tercantum kisah kejadian Adam dan Istrinya [Hawa] dalam Perjanjian Lama,niscaya pendapat yang mengatakan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam tidak akan pernah terlintas dalam benar seorang muslim”.[Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah, Vol 2 : 399-400]

Menurut pendapat Penulis..

Menurut pendapat saya, bahwa tulang rusuk merupakan kiasan kepada seorang perempuan, sesuai dengan hadits nabi:
– Qa-la rasu-luLlahi shallLa-hu ‘alayhi wasallam Ishtawshu- bin nisa-i khayran , fainnal mar.ata khuliqat min dhal’in , wain a’waju ma- fil dhil’i a’la-hu , fain dzhabat taqiymuhu kasratuhu , wain taraktuhu lam yazil a’waju , fashtawshu- bin nisa-i (mutafaqqun ‘alayhi),

“berwasiatlah/nasihatilah kepada perempuan-perempuan kalian dengan kebaikan, sebab mereka diciptakan bersifat seperti tulang rusuk. Sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas. Jika kalian memaksa/berkeras untuk meluruskannya, niscaya ia akan patah. Namun jika kalian biarkan, mereka akan senantiasa bengkok, maka berwasiatlah/nasihatilah dengan kebaikan kepada perempuan-perempuan.” (H.R. Bukhari&Muslim).

Dalil di atas, semakin mempertegas bahwa perempuan itu bersifat seperti tulang rusuk, dan bukan berasal dari tulang rusuk.


Manusia terdiri atas tiga tataran, jasmani, nafsani dan ruhani. Yang dimaksud dengan “Nafs(un)” dalam ayat (4:1) adalah tataran nafsani dari Adam, yaitu “diri” atau “jiwa” Adam. Sehingga Siti Hawa yang diciptakan “min Nafsin Wahidatin” itu adalah majazi (metaforis). Artinya Siti Hawa itu adalah “belahan jiwa” dari jiwa Adam. Artinya suami isteri itu seyogianya merupakan satu jiwa.

Syaikh Muhammad Abduh di dalam pelajaran tafsirnya, yang dicatat oleh muridnya Sayid Muhammad Rasyid Ridha pada tafsirnya al-Manar, menyatakan pula pendapat bahwa Hadis mengatakan perempuan terjadi dari tulang rusuk itu, bukanlah benar-banar tulang rusuk, melainkan suatu kias perumpamaan belaka, sebagai ada juga contoh demikian di dalam QS. Al-Anbiya’ (21) ayat 27, yang berbunyi : ” Telah dijadikan manusia itu dari sifat terburu-buru ” (Tafsir Al Azhar, Juzu I, halaman 170).

Hikmah yang bisa diambil…

Penegasan bahwa kalimat “min nafsin wahidah”/diri yang satu : mengandung makna bahwa pasangan suami istri hendaknya menyatu sehingga menjadi diri yang satu, yakni menyatu dalam pikiran dan perasaannya, dalam cita dan harapannya, dalam gerak dan langkahnya, bahkan juga dalam menatik dan menghembuskan nafasnya. Itu sebabnya pernikahan dinamai [zauj/zawaj] yang berarti kebersamaan disamping juga dinamai [nikah] yang berarti penyatuan ruhani dan jasmani. Suami dinamai Zauj dan istripun juga demikian. ”.[Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah, Vol 2 : 400]

Alhamdulillahirobbil'Alamin...

Semoga bermanfaat
»» lanjutkan..

Keistimewaan hari jum'at

Bismillahirohmanirrohim......

Allah telah telah menganugerahkan bermacam-macam keistimewaan dan keutamaan kepada umat Muhammad saw. Diantara keistimewaan itu adalah hari Jum'at,..
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata: "Hari ini dinamakan Jum'at, karena artinya merupakan turunan dari kata al-jam'u yang berarti perkumpulan, karena umat Islam berkumpul pada hari itu setiap pekan di balai-balai pertemuan yang luas. ada juga yang berpendapat bahwa Jum'at adalah dikumpulkannya hari-hari, oleh karenanya hari jum'at keistimewaannya melebihi hari-hari yang lain.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata: Hari Jum'at adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadhan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jum'at seperti waktu mustajab pada malam lailatul qodar di bulan Ramadhan. (Zadul Ma'ad: 1/398).

Hari Jumat mempunyai kedudukan tersendiri di dalam Islam, baik dari sisi keutamaan, sejarahnya dan juga disyariatkan amal-amalan sunnah yang berlipat ganda pahalanya. Karenanya, sangat wajar jika kita menyambutnya sepenuh hati dan suka cita, bahkan Rasulullah SAW juga menyebutnya sebagai hari raya. Jumat memang hari raya pekanan, yang kadang sering terlupakan. 

Agar kita bertambah semangat dalam menyambut hari Jumat, dan mengisinya dengan sekian amal unggulan, maka perlu kita sedikit melihat apa sesungguhnya keistimewaan hari Jumat. Berikut alasan kita bergembira di hari Jumat, sesuai dengan pengabaran hadits dan riwayat shahih diantaranya sebagai berikut  

Pertama
Karena Hari Jumat sebagai hari terbaik dan bersejarah
Dari Abi Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda: Hari terbaik terbitnya matahari adalah pada hari jum’at, pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula dimasukkan ke dalam surga dan pada hari itu tersebut dia dikeluarkan dari surga” (HR. Muslim)

Sebagai hari terbaik, maka layaklah kiranya kita menyambut dengan segenap kebaikan dalam semangat dan niatan beribadah. Harus ada yang berbeda pada hari jumat, sebagaimana sejarah dan syariat kita telah mencontohkannya. 

Kedua
Karena inilah hari raya kita
Di antara keutamaan hari Jumat adalah Allah subhanahu wata’ala menjadikan hari tersebut sebagai hari raya pekanan bagi kaum muslimin. Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya hari ini adalah hari raya, Allah menjadikannya istimewa bagi kaum muslimin, maka barangsiapa yang akan mendatangi shalat jum’at maka hendaklah dia mandi”. (Ibnu Majah)

Setiap hari raya memunculkan keceriaan dan kebahagiaan, maka mari jadikan hari Jumat ini sebagai berbagi kebahagiaan, baik kepada orang lain maupun keluarga. Pastikan sedekah tertunaikan, dan pastikan menu hari penuh kenangan.

Ketiga
Karena pada hari Jumat doa kita lebih Mustajabah
Kita berbahagia karena inilah hari terbuka peluang doa kita. Mari mengisinya dengan bermunajat kebaikan sembari melantunkan doa-doa penuh harapan, khususnya pada waktu-waktu yang mustajab sebagaimana diisyaratkan Rasulullah SAW. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah radhhiyallahu a’nhu bahwa Nabi Muhammad shalallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya pada hari jum’at terdapat satu saat tidaklah seorang muslim mendapatkannya dan dia dalam keadaan berdiri shalat dia meminta kepada Allah suatu kebaikan kecuali Allah memberikannya, dan dia menunjukkan dengan tangannya bahwa saat tersebut sangat sedikit. ( HR. Muslim no: 852 dan Al-Bukhari no: 5294)

Keempat
Karena dosa-dosa kecil kita diampuni pada hari Jumat
Siapa yang tidak punya dosa dalam menjalani hari-harinya ? Sungguh kita bukanlah malaikat yang bebas dari segala dosa. Setiap hari ada saja maksiat yang tanpa sengaja maupun sengaja kita jalani. Maka setiap jumat tiba, berharaplah ini menjadi momentum penggugur dosa.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda : Sholat lima waktu, dari Jumat ke Jumat, dan Romadhon ke Romadhon, adalah penghapus dosa antara satu dan lainnya selama dijauhi dosa-dosa besar. (HR Muslim dan lainnya)

dan masih banyak lagi keistimewaan yang lain .......

Alhamdulillahirobbil'alamin...

semoga bermanfaat.......... 
»» lanjutkan..